Jakarta, BSSN.go.id – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dalam menyelenggarakan salah satu fungsinya dilaksanakan oleh Direktorat Operasi Keamanan dan Pengendalian Informasi yang bertugas untuk meningkatkan kesadaran dan pola pikir keamanan informasi masyarakat, termasuk mengambil peran untuk mengantisipasi ancaman-ancaman yang terjadi di ruang siber yang bersifat sosial (social cyber security). Ancaman ini berfokus pada aspek sosial, psikologis, dan perilaku, serta pada aktivitas yang ditujukan untuk mempengaruhi atau memanipulasi individu, kelompok, atau komunitas, yang dapat merusak mindset, perilaku, dan interaksi manusia.
Contoh dari ancaman keamanan siber sosial ini antara lain berupa penyebarluasan informasi elektronik yang tidak benar, atau disebut sebagai gangguan informasi. Gangguan informasi sendiri terbagi menjadi misinformasi, disinformasi, dan malinformasi yang merupakan ancaman nyata dan dapat menyebarkan rasa takut atau menimbulkan provokasi dan berujung pada penyebaran berita palsu secara luas bahkan propaganda.
Salah satu langkah BSSN dalam mengantisipasi serangan siber sosial adalah melakukan penguatan budaya keamanan informasi dengan menggandeng Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui penyusunan konten bersama Komik Komunika bertemakan “Tipu-tipu Digital”.
Plt. Direktur Operasi Keamanan dan Pengendalian Informasi BSSN Satryo Suryantoro menyambut baik dan mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan kolaborasi yang terjalin melalui terbitnya konten Komik Komunika edisi 48 tersebut. Dalam Komik edisi tersebut juga memunculkan Cody yang merupakan karakter yang telah diperkenalkan pada seri literasi keamanan siber yang berjudul “Generasi Cybernaut 1.0” dan Berita Edukasi Siber Sosial Terkini (BESTI) yang hingga kini telah terbit 8 edisi dengan 2 versi bahasa.
“Kami mengucapkan terima kasih atas kolaborasi dengan Kemenkominfo sehingga terbitnya komik dan memperkenalkan icon Cody serta BESTI,” tutur Satryo.
Satryo berharap kerja sama dan kolaborasi terus terjalin agar dapat dikembangkan untuk memperkuat literasi keamanan siber di Indonesia. Ia pun berharap kolaborasi tersebut sampai hingga ke Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (Daerah 3T).
“Saya berharap hasil kolaborasi yang terjalin berupa Komik Komunika dapat dijangkau oleh generasi muda baik yang di pusat hingga ke daerah 3T,” tambah Satryo.
Direktur Pengelolaan Media Ditjen IKP Kemenkominfo Nursodik Gunarjo menyatakan, sosialisasi tentang keamanan siber dilakukan melalui berbagai media, termasuk komik.
Menurut Gunarjo, komik sengaja dipilih karena gambar dan tampilan visual memiliki daya tarik lebih kuat bagi kalangan muda. Ditambah fakta, bahwa Indonesia adalah pembaca komik terbesar di dunia.
Ia berharap, literasi keamanan siber melalui komik dapat meningkatkan pemahaman, kesadaran dan partisipasi generasi muda dalam upaya menjaga kedaulatan siber Indonesia.
“Tanpa partisipasi aktif generasi muda dalam mengaplikasikan keamanan siber, risiko negara kita di dunia maya akan semakin tinggi,” ucapnya.
Biro Hukum dan Komunikasi Publik BSSN