Bangkok, BSSN.go.id – Badan Siber dan Sandi Negara sebagai National Focal Point, berpartisipasi pada Forum ASEAN Cyber Coordinating Committee (ASEAN Cyber CC) untuk mendorong stabilitas, keamanan, dan tata kelola ruang siber kawasan, sekaligus menyampaikan perkembangan RUU Ketahanan dan Keamanan Siber sebagai wujud harmonisasi kebijakan nasional dan komitmen terhadap aturan serta norma internasional. Kegiatan The 6th ASEAN Cyber-CC diselenggarakan pada 25 November 2025 di Amari Bangkok Hotel 2025. Dalam rangkaian kegiatannya, juga terdapat Workshop on AI and Post-Quantum Cryptography pada 26 November 2025. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mewujudkan ruang siber ASEAN yang aman, terbuka, dan terpercaya, serta memperkuat confidence building measures antarnegara anggota.





Agenda kegiatan The 6th Cyber-CC meliputi adopsi ASEAN-Japan Cybersecurity Capacity Building Centre (AJCCBC) untuk masuk pembahasan agenda, penyampaian hasil pertemuan KTT ASEAN ke-47, Pertemuan Dewan Ekonomi ASEAN ke-26, Pertemuan Menteri Digital ASEAN ke-5, Konferensi Tingkat Menteri ASEAN tentang Keamanan Siber, update perkembangan keamanan siber masing-masing negara, update ASEAN Sectoral Bodies, penyampaian ASEAN Cyber-CC Work Plan. Selain itu, Indonesia berkesempatan untuk menyampaikan hasil ASEAN-Australia Cyber Policy Dialogue yang dilaksanakan pada 2 Juli 2025 di Putrajaya, Malaysia. Dalam pembahasan forum ini juga terdapat penyampaian proposal projek “Southeast Asia Cyber Policy Roundtable 2026” dari Belanda dan “Informal Dialogue between the EU and ASEAN Member States on the UN Global Mechanism on Responsible State Behaviour in Cyberspace” dari EU. Pada pertemuan ini dihadiri oleh seluruh anggota ASEAN Member State (AMS), ASEAN Secretariat (ASEC), Belanda dan European Union (EU).
Terdapat tiga sesi pada Workshop on AI and Post-Quantum Cryptography yang dilaksanakan pada tanggal 26 November 2025. Dari ketiga sesi workshop, dapat disimpulkan bahwa kerjasama regional ASEAN, pengembangan talenta digital, dan adopsi teknologi mutakhir seperti AI dan post-quantum cryptography (PQC) menjadi kunci untuk menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks.
Bagi Indonesia, khususnya BSSN, workshop ini memberikan manfaat strategis berupa penguatan ekosistem digital nasional, peningkatan kapasitas SDM siber, kesiapan menghadapi ancaman masa depan, serta kemampuan untuk mengimplementasikan pendekatan proaktif berbasis intelijen dalam menjaga keamanan layanan digital dan infrastruktur kritis.
Rekomendasi delegasi Indonesia yang diwakili BSSN menyampaikan beberapa hal sebagai berikut: Perkembangan Indonesia di bidang keamanan siber menunjukkan pendekatan yang komprehensif dan multidimensi yang menggabungkan kepemimpinan pemerintah, keterlibatan sektor swasta, pengembangan kapasitas, dan kemajuan regulasi. Upaya-upaya ini membuka jalan menuju ekosistem digital yang lebih aman dan tangguh, baik di tingkat nasional maupun regional; Indonesia siap untuk terus berbagi pengalaman, berkontribusi pada pembelajaran bersama, dan memperdalam kerja sama regional guna meningkatkan perlindungan anak di dalam lingkungan digital yang semakin saling terhubung; Adanya Joint Chair’s Statement menegaskan kembali kerja sama ASEAN–Australia dalam memajukan keamanan siber kawasan, mendukung ASEAN Digital Masterplan 2025, serta berkontribusi pada visi ASEAN 2045 yang tangguh, inovatif, dan berpusat pada masyarakat; Partisipasi pada kegiatan ini dapat memperkuat posisi Indonesia dalam tata kelola keamanan siber ASEAN sekaligus mendukung harmonisasi kebijakan nasional, termasuk penyusunan RUU KKS dengan kerangka regional dan meningkatkan kapasitas teknis terkait teknologi yang sedang berkembang seperti AI dan post-quantum cryptography.
Kegiatan ASEAN Cyber-CC merupakan forum regional ASEAN untuk memperkuat kerja sama keamanan siber melalui berbagi informasi, penyelarasan kebijakan, dan pembahasan isu siber terkini.