Jakarta, BSSN.go.id – Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Komjen Pol A. Rachmad Wibowo, menyampaikan keynote speech dalam Workshop US–ASEAN Business Council (USABC) bertajuk “Strengthening Indonesia’s Digital Future: Advancing Cybersecurity in the Age of Emerging Technologies”, yang digelar di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta.(18/11)





Kegiatan ini dihadiri Chief Country Representative USABC Ms. Nugraheni Utami, Chargé d’Affaires ad interim US Embassy Ambassador Peter M. Haymond, serta para peserta workshop dari berbagai lembaga nasional dan internasional.
Dalam sambutannya, Wakil Kepala BSSN menekankan bahwa transformasi digital menjadi prioritas nasional untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang diprediksi mencapai hingga USD 120 miliar pada 2025 menunjukkan besarnya potensi sekaligus meningkatnya kebutuhan akan keamanan siber yang kuat dan berkelanjutan.
“Keamanan siber adalah trust builder dalam transformasi digital. Tanpa sistem yang aman, inovasi tidak dapat berjalan maksimal dan masyarakat tidak akan mendapatkan manfaat optimal dari kemajuan teknologi,” tegasnya, merujuk pada berbagai ancaman yang kini berkembang semakin kompleks, termasuk pencurian biometrik, serangan berbasis AI, hingga kebocoran data yang bernilai tinggi.
Wakil Kepala BSSN juga memaparkan berbagai prioritas Indonesia dalam penyusunan ASEAN Cybersecurity Cooperation Strategy 2026 – 2030, terutama pada penguatan SDM siber dan pemanfaatan teknologi pertahanan siber yang maju namun tetap beretika dan bertanggung jawab.
Dalam konteks regulasi nasional, BSSN turut mendorong finalisasi Rancangan Undang-Undang Keamanan dan Ketahanan Siber (RUU KKS) sebagai instrumen untuk melindungi infrastruktur informasi kritikal serta memastikan seluruh penyelenggara sistem elektronik menerapkan standar keamanan yang berbasis risiko.
Komjen Pol A. Rachmad Wibowo juga menyoroti meningkatnya penyalahgunaan kecerdasan buatan (AI), seperti deepfake dan AI-powered phishing, yang memerlukan koordinasi nasional dan kerja sama kuat antara pemerintah, industri digital, dan komunitas internasional.
“Melalui kolaborasi publik–privat dan sinergi internasional, kita dapat membangun ruang digital yang aman, produktif, dan penuh kepercayaan,” ujarnya.