Depok, BSSN.go.id – Direktur Keamanan Siber dan Sandi Industri (KSSI) Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia, Cahyono Adhifatra menerima audiensi dari perwakilan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Toyota Astra Motor dan PT Astra Daihatsu Motor di Rumah Inspirasi, Kantor BSSN Sawangan, Depok, pada Selasa (11/11/2025).
Pertemuan ini menjadi langkah kolaboratif antara BSSN dan tiga perusahaan industri otomotif yang tergabung dalam holding Astra International untuk memperkuat keamanan siber dan mendukung transformasi digital di sektor industri otomotif nasional.
Dalam pertemuan tersebut, Cahyono menyampaikan dukungan bagi seluruh stakeholder sektor industri dalam penerapan keamanan siber pada transformasi industri 4.0.
Dukungan tersebut sejalan dengan Surat Edaran BSSN No 79 Tahun 2025 tentang Pedoman Penerapan Keamanan Siber pada Sektor Industri. Ia juga memaparkan berbagai layanan BSSN yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan otomotif.
Turut hadir jajaran Direktorat KSSI BSSN yang memaparkan berbagai program kolaboratif, di antaranya Tri Wahyudi menyampaikan pentingnya kolaborasi dan tergabung dalam ekosistem nasional Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS/Computer Security Incident Response Team, CSIRT) terutama untuk industri otomotif di Indonesia. Satrio Syamsul Alam menjelaskan salah satu layanan BSSN yaitu Penilaian Indeks KAMI sebagai persiapan apabila perusahaan ingin melakukan sertifikasi ISO 27001.
Kemudian, Ayyas Isa Anshori menambahkan penjelasan layanan asistensi pembentukan TTIS untuk perusahaan Toyota dan Daihatsu sebagai bentuk kolaborasi dalam ekosistem keamanan siber, dan dilengkapi oleh Agung Nugroho mengenai Pedoman Penerapan KSSI yang didalamnya terdapat kategorisasi sistem elektronik, kerangka kerja, dan penilaian kematangan keamanan siber.
Sementara itu, General Manager Information System and Technology Division, PT Toyota Motor Manufactur Indonesia, Bayu Prihatmoko, menyampaikan komitmen Toyota dalam memperkuat tata kelola keamanan siber di lingkungan perusahaan. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi model sinergi antara penyelenggara negara dan sektor industri dalam mewujudan keamanan siber dan sandi nasional yang tangguh sesuai arah Strategi Keamanan Siber Nasional.
